Review Film Tentang Perempuan
- Chece Amelya, Fitri Amanda
- Apr 27, 2021
- 4 min read

Perempuan. Apa sih yang terlintas di kepala lo kalau denger kata “perempuan”? Cantik? Ibu rumah tangga? Kartini? Well, itu semua gak ada salahnya, tapi tau gak sebenarnya perempuan itu lebih dari apa yang kalian fikirkan? Nah, kali ini kami bakalan bahas dua film yang berkaitan dengan perempuan, yang mungkin bakalan membuat kalian berfikir ternyata perempuan memang lebih luas dan lebih hebat dari yang dibayangkan. Let’s check it out!

1. An Old Lady (2019) IMDb 6.6/10
Film ini berasal dari korea selatan yang bergenre drama. Film ini menceritakan seorang wanita paruh baya (Shim Hyo Jung) yang sedang dirawat di rumah sakit mengalami sebuah pelecehan seksual tetapi semua orang tidak percaya dengan apa yang ia alami. Pelaku yang melakukan pelecehan seksual terhadap Hyo Jung adalah seorang perawat yang bernama Lee Jong Ho, ia mengatakan bahwa mereka melakukannya atas dasar suka sama suka. Akhirnya Hyo Jung membuat laporan atas kasus ini kepada polisi. Tetapi saat di pengadilan, pihak pengadilan menolak surat perintah penangkapan pelaku pelecehan seksual.
Film ini fokus menceritakan bagaimana Hyo Jung berusaha untuk mendapatkan keadilan bagi dirinya. Hyo Jung sangat sulit untuk memperjuangkan keadilan dirinya, ia selalu menjadi tempat salah sangka orang-orang karena usia nya yang sudah melampaui tua dan orang-orang menyangka Hyo Jung mengalami demensia mengena keadaan ingatannya. Padahal di realitanya Hyo Jung melakukan aktifitas seperti biasanya seperti pergi ke kolam renang dan masih terlihat sangat sehat.
Kekecewaan, ketakutan, khawatir, dan rasa tidak berdaya yang dimiliki wanita merupakan ekspresi yang ada pada film ini. Menurut gue sendiri, film ini gak bisa dilihat bagi orang yang memiliki anxiety dan trauma terhadap kekerasan seksual.
An Old Lady ini ingin membuat persuasi kepada khalayak bahwa wanita tua itu juga harus dilindungi. Dari kisahnya Hyo Jung yang ingin menguak kebenaran dan menegakkan keadilan, serta melawan persepsi orang lain yang tidak percaya terhadap konflik yang terjadi sebenernya.
Menurut gue, film ini wajib ditonton bagi orang-orang yang mungkin belum mengerti tentang konsen pelecehan seksual. Tetapi, film ini memiliki alur cerita yang triggering, sehingga bagi yang memiliki rasa anxiety harus berhati-hati menikmati film ini.

2. Hidden Figures (2016)
Siapa sangka film yang ditayangkan lima tahun lalu ternyata masih relevan buat ditonton zaman sekarang? Konflik rasial, seksisme, hingga persaingan di bidang teknologi yang saat ini masih ramai diperbincangkkan ternyata dirangkum jadi satu di film Hidden Figures.
Walau pada dasarnya film garapan Theodore Melfi ini merupakan film biografi tentang tiga tokoh perempuan berkulit hitam yang bekerja di NASA, Hidden Figures nyatanya lebih luas daripada itu.
Film ini menceritakan tentang Kathrine, Mary, dan Dorothy yang memiliki peran penting di divisi awal program luar angkasa–NASA–, yang saat itu diskriminasi menjadi isu utama yang harus mereka hadapi. Mary Jackson (Janelle Monae) adalah seorang ahli teknik yang pernah ditolak untuk menjadi teknisi di NASA kecuali jika dia bisa lulus di pendidikan tinggi khusus bagi orang kulit putih, Dorothy Vaughan (Octavia Spencer) merupakan Supervisor yang selalu gagal memperoleh jabatannya secara permanaen dengan alasan warna kulitnya yang hitam, dan tokoh utama bernama Katharine Goble (Taraji P Henson).
Ketiganya bekerja di NASA pada tahun 1961, yang saat itu Amerika Serikat sedang berada dalam Perang Dingin dengan Uni Soviet. Bukan hanya berada dalam Perang Dingin, masa itu Amerika Serikat masih menerapkan hukum Jim Crow yang memisahkan warga kulit putih dan warga kulit hitam. Penerapan hukum yang diskriminatif tersebut menjadi titik awal masalah dari ketiga tokoh. Mereka gak cuman harus menerima perlakuan diskriminasi karena warna kulit mereka, tetapi juga karena jati diri mereka sebagai perempuan.
Karena penggambaran sikap deskriminatif yang diterima oleh ketiga tokoh, Hidden Figures mampu membuat gue sebagai penonton hanyut kedalam emosi dan merasa bahwa sesungguhnya ketiga tokoh utama ini sejatinya merupakan sosok yang sangat “kuat” didalam alur cerita yang konflik utamanya yang begitu besar.
Mereka sebagai perempuan berkulit hitam terlahir dalam situasi dan kondisi yang memaksakan mereka mengandalkan kemampuan mereka untuk berdiri di atas kaki mereka sendiri.
Ada satu adegan yang membuat gue terngiang-ngiang, monolog Kathrine mengenai “kamar mandi” yang menurut gue ini keren banget:
“There is no bathroom. There are no colored bathrooms in this building or any building outside the west campus, which is half a mile away, did you know that? I have to walk the Timbuktu just to relieve myself. And I can't use one of the handy bikes, picture that Mr. Harrison! My uniform; skirt below my knees, my heels, and a simple string of pearls. Well I don't own pearls. Lord knows you don't pay colors enough to afford pearls! And I work like a dog, day and night! Living off a coffee from a pot none of you want to touch! So, Excuse me. If I have to go the restroom a few times a day.” – Katharine
Kisah Katherine, Mary, dan Dorothy membuktikan kemandirian perempuan itu nyata adanya dan juga sesungguhnya diskriminasi gender, ras, dan warna kulit itu gak bermakna apa-apa selain bentuk kebencian terhadap sesama manusia.
Hidden Figures berhasil masuk ke dalam 3 nominasi film terbaik Academy Awards ke-89. Film ini juga memenangkan Screen Actors Guild Award for Outstanding Performance oleh Cast in a Motion Pictures.
Kalo lo semua ngeliat dari dua film di atas, kira-kira percaya gak sih kalo sebenernya permasalahan yang diceritakan di film seperti pelecehan seksual, masalah seksisme, ras dan sebagainya itu nyata adanya? Miris? banget. Menurut kami ini bukan permasalahan yang enteng, ini merupakan sebuah kasus yang rumit. Mungkin buat solusi masalahnya emang susah buat ditemukan, kalo orang-orang belom ngerti konsen dari masalahnya. Mungkin dari film ini orang-orang bisa paham bahwa “All problems are complicated, so please educate yourself!”
– Chece Amelya, Fitri Amanda
Comments