top of page

Masyarakat Indo Yang Berubah Menjadi Masyarakat Indie. Sungguh Aneh Tapi Edgy?

saddam alfarizi

Siapa sih diantara kalian yang merasa punya selera musiknya tersendiri? Santai sob! Setiap orang boleh dong memilih genre musiknya sendiri dan bebas mau dengerin apa yang dia mau. Tapi, ada ga sih diantara kalian yang lebih merasa “wah selera musik gue lebih kece nih dari orang lain” atau “ahelah kenapa si A dengerin band itu juga sih”. Wadaw! Kalau itu sih, mending bikin band sendiri aja kali terus disimpan deh di brankas rahasia.


Sebenarnya di era 2000an, cara selera musik kita hampir seragam kayak dengerin lagu-lagu dari Wali, Armada sampai Avenged Sevenfold terus dengarnya dari Winamp deh ‘hahahaha’. Tapi kenapa sekarang ini tidak begitu seragam, malahan sampai ngejatuhin orang lain dengan kata “selera musik jelek”. Waduh, masalah selera musik jelek menurut gue tidak ada tapi yang ada selera musik yang cocok. Seseorang bebas dong, sukanya dengan apa. Kalo dia sukanya Kufaku band, ya mungkin dia suka suara yang fals. Tidak ada yang tahu selera orang, bukan begitu?


Dari pengalaman pribadi gue, waktu awal gue masuk SMA baru. Tenar dengan aplikasi yang bisa muter musik secara online, seperti Spotify atau JOOX yang bisa memutarkan lagu dengan sekali tekan. Padahal dulu kalau mau dengar lagu benar-benar perjuangan dan tidak se instan sekarang untuk setel lagu yang tinggal kita cari di kolom search Spotify. Pas gue masuk di SMA baru gue, suatu hari gue bawa Bluetooth Speaker dan otomatis gue yang setel lagunya. Karena gue lebih suka Sing-A-Long, wajar dong gue setel yang sedikit umum biar cocok sama yang lainnya. Suddenly, temen gue berkata “Eh setel zona nyaman dong”. Gue pun gatau itu lagu apa dan nanya ke temen gue “Itu lagu siapa ya?’ dan dibales “Itu lagunya Fourtwnty yang OST Filosofi Kopi 2”. Waduh gue gatau nih dan ketika disetel pun tidak banyak yang Sing-A-Long. Karena saat itu Fourtwnty masih “Indie” banget bagi anak-anak “ngebet” Edgy hahahaha.


Poser adalah koentji

Bagi yang belum tau arti “Poser”. “Poser” seperti lo pura-pura atau munafik di depan teman lo untuk suka padahal sebenarnya tidak. Nah gue pun, pernah merasakan ada dimana gue harus menjadi Poser. Berhubung SMA gue baru dan gue harus bisa mengikuti pergaulannya, gue cari di Spotify dan ‘Go To Artist’ Fourtwnty dan mencari lagu lain dari zona nyaman. Jujur diawal gue kurang suka lagunya karena kebetulan genre yang biasa gue dengerin kalo ga Rock, Punk sama Metal tapi berhubung gue harus memahami apa yang disukai oleh teman - teman gue, ya terpaksa “nyebur” sekalian dan Spotify mengambil peran besar untuk menambah refrensi musik baru gue. Apalagi, di Spotify bisa melihat playlist orang-orang secara online jadi bisa lah gue nyontek teman gue biar gue samain.


FAKTOR-FAKTOR MASYARAKAT INDO MENJADI MASYARAKAT INDIE

Dari cerita diatas, ada yang lo tangkap ga tuh? “Hahaha mungkin teori menurut gue ini cukup aneh dan bisa dipertimbangkan”. Jadi menurut gue, ada faktor – faktor yang membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat Indie nan Edgy, yaitu :


1. Bluetooth Speaker

“Hah ? kok jadi Bluetooth Speaker?”. Setiap kali kita nongkrong atau cuma main ke rumah teman pasti ada merek - merek Bluetooth Speaker, seperti JBL, Harman Kardon sampe merek - merek tidak terkenal yang kalo baru dinyalakan ada suara “THE BLUETOOTH IS READY TO PAIRED”. Menurut pengalaman dan pemikiran gue, Bluetooth Speaker menjadi sebuah pengaruh dalam seseorang mencari musik yang berkelas menurut mereka ataupun untuk diakui oleh teman – teman. Ya biar tidak malu aja di depan teman - teman dan mempunyai selera musik yang berbeda dan jadi merasa superior deh hahaha.


2. Spotify

Kalau ini sudah jelas banget. Spotify, menghadirkan sensasi mendengarkan musik yang berbeda dibanding harus mengunduh lagu dulu baru dengerin. Kemudahan kita akses dan fitur - fitur yang membuat diri semakin mudah buat mencari musisi - musisi yang genre musiknya hampir sama seperti musisi yang lagi kita suka melalui fitur ‘Fans Also Like’. Misal, lo lagi suka Rex Orange County terus cari di fitur fans also like terus muncul Boy Pablo, terus lo jadi suka Boy Pablo. Tapi sepertinya semua fans Boy Pablo, pasti berawal dari suka lagu Rex Orange County gak sih? Hmmm sungguh aneh tapi edgy.


3. Fourtwnty

“Ini kenapa jadi Fourtwnty dibawa - bawa sih?”. Skena Indie Folk tiba - tiba melejit naik karena kehadiran band ini. Jujur sampe sekarang pun gue masih suka dengan lagu - lagunya “padahal cuma berawal Poser hahaha tapi emang beneran enak!!!”. Momentum hadirnya Fourtwnty pas banget dan menurut gue setelah seseorang menemukan band Fourtwnty, mereka mencari musisi yang genre nya hampir sama seperti Banda Neira, Danilla dan lain - lainnya. Walaupun pasti ada sebagian orang yang benar-benar suka Indie Folk dari sebelum jaman Fourtwnty, tapi banyak orang yang tiba - tiba jadi tergila - gila Indie Folk sejak hadirnya band yang kalau lagi manggung memiliki atmosfer yang “sabi parah”. Pernah sampai bikin gue nangis kalo jujur - jujuran mah.


4. Tahun 2016 hingga sekarang

Gatau cuma gue yang merasakan atau kalian semua merasakan. Tapi mulai dari tahun 2016, perlahan - lahan musik sudah mulai tidak seragam. Mungkin ditahun 2015 kebawah. kita masih bisa sing-a-long bareng teman dengan lagunya Sam Smith ataupun RAN. Tapi ditahun itu, banyak banget perubahan cara konsumsi musik seperti yang gue jelasin. Perkembangan Bluetooth Speaker yang tiba - tiba melejit karena banyak counter HP waktu itu yang memberi free HK Onyx kalau lagi beli Handphone. Itu terjadi di tahun 2016. Spotify mulai banyak penggunanya di Indonesia karena JOOX mulai tertinggal karena pilihan lagu yang kurang banyak. Fourtwnty mulai digemari di tahun 2017 karena menjadi OST. FIlosofi Kopi 2. Momentum disini cukup merubah gaya mengonsumsi musik. Tapi hal ini justru sangat baik untuk perkembangan musik di Indonesia maupun di seluruh dunia sob!


MENURUT MEREKA SIH

Tapi, kalau yang diatas kan menurut gue. Gue pun bertanya - tanya ke teman gue yang memiliki selera berbeda dari yang lainnya. Kalo menurut mereka sih

“ Karena dengerin musik edgy itu bikin kita ngerasa punya selera musik yang beda aja gitu dari yang lain” – Farhan Rifda, Mahasiswa Universitas Dipenogoro yang suka memakai earphone kemana-mana

“Biar keliatan gaul, keren dan segala macamnya. Gatau juga sih wkwk kuping orang berbeda-beda”- Thova, Mahasiswa ITENAS yang sangat artsy.

“Biar orang-orang pada tau selera musiknya menurut gue” – Rayhan Azmi, Mahasiswa Telkom University yang sangat menggemari Hindia.

“Karena terkesan lebih original dan lebih relate ke kehidupan sehari-hari aja” – Nathaniel Sitorus, Mahasiswa Telkom University yang bisa - bisanya dengerin Travis Scott next song nya Kelompok Penerbang Roket. Sungguh kuping yang multi talenta.


In The End, gue kembali ke Genre musik yang gue suka. Pengaruh musik Metal dari Bokap dan Pop-Punk dari Kakak gue pun tidak bisa jauh-jauh dari gue. Semua orang bebas untuk mendengarkan apa saja. Tapi menurut gue, yang salah cuma saling menjatuhkan selera musik aja. Bagi sebagian orang masih beranggapan kalau ada selera musik yang jelek dan selera musik yang bagus. Menurut gue, itu salah. Yang ada cuma selera musik yang cocok sama lo dan selera musik yang tidak cocok sama lo. Walaupun ada Frontman salah satu band yang bilang “Genre Rock itu ngebosenin…” tapi itu siapa ya? Ya sudahlah mungkin bagi dia tapi bagi orang yang suka Genre Rock sih tidak ngebosenin dan beranggapan kalo itu ‘rumah’ dari Genre musik yang mereka sukai. Gue percaya suatu saat nanti banyak orang yang akan capek dengan menjadi Poser. Capek dengan kelihatan “keren” dimata teman-temannya yang sama - sama nge Judge selera musiknya. Bagi gue, yang penting saling menghargai dan saling mendukung demi kedamaian dan keberagaman musik di Indonesia. Sebagai penutup, gue memberi quotes dari Filsuf Friedrich Nietzche. “Hmmm sering dengar dari mata kuliah Filosofi Komunikasi nih hahahaha”. Friedrich Nietzche berkata “Without music, life would be a mistake”. So, tetep dengarkan musik yang kalian suka ya! Jangan sampai benci sama musik karena udah capek dihakimi “hahaha”.




10 views0 comments

Recent Posts

See All

コメント


Post: Blog2_Post

0811-1283-334

Kawasan Pendidikan Telkom, Jl. Telekomunikasi No.1, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat 40267

  • Instagram

©2021 by LOKATARA. Proudly created with Wix.com

bottom of page